Suku Betawi menyimpan banyak warisan budaya yang sampai saat ini keberagamannya dirasakan oleh masyarakat luas. Salah satu warisan budaya dari suku Betawi yang sangat menyita perhatian adalah rumah adatnya yang memiliki 4 jenis.
Rumah adat Betawi ini dipengaruhi oleh beberapa budaya lokal dan asing. Seperti budaya suku Jawa dan Suku Sunda, sedangkan budaya asing dari Cina, Eropa, dan Arab, yang membuat bentuk atau arsitektur rumah adat Betawi seperti sekarang ini.
Di setiap ornamen dan sudut-sudut bangunan rumah adat di setiap daerah di Nusantara ini memiliki makna dan filosofinya tersendiri. Seperti halnya rumah adat Betawi.
Namun, sayangnya kini semakin jarang ditemukan rumah adat Betawi yang benar-benar otentik. Seiring perkembangan zaman rumah adat Betawi banyak bercampur dengan desain modern atau akulturasi arsitektur bangunan era ini.
Untuk membahas lebih jauh lagi mengenai rumah adat suku Betawi. Berikut dibawah ini akan dibahas lebih lengkap tentang 4 jenis dari rumah adat Betawi, dan makna serta filosofi dibaliknya.
Silahkan disimak dengan baik!
Rumah Gudang
Rumah adat Betawi satu ini memiliki bentuk seperti segi empat yang memanjang dari depan hingga belakang. Atapnya memiliki dua tipe, ada yang berbentuk pelana dan berbentuk perisai, yang keduanya memiliki rangka kuda-kuda sebagai penambahan kekuatan atap yang disebut Jurai atau Jure.
Keunikan dari Rumah Gadang suku Betawi ialah memiliki struktur kuda-kuda yang tidak dimiliki oleh rumah adat di Indonesia lainnya. Kuda-kuda yang dibuat di rumah Gudang memiliki 2 batang yang ditekan miring saling bertemu pada batang tarik tegak yang disebut ander, sistem struktur kuda-kuda ini sangatlah kompleks.
Rumah Joglo
Rumah Joglo memiliki atap yang mirip seperti pelana, yang terlihat seperti perahu terbalik. Rumah Joglo ini terlihat mirip dengan rumah adat di Jawa Tengah.
Walaupun terlihat mirip dengan rumah adat di Jawa Tengah, rumah joglo suku Betawi ini tidak memiliki tiang penyangga atau soko. Rumah adat Betawi Joglo memiliki bentuk rumah yang memanjang seperti bentuk bujur sangkar.
Rumah adat Betawi ini terbagi menjadi tiga ruangan, yaitu ruangan depan, ruangan tengah, dan ruangan belakang, yang memiliki fungsinya masing-masing.
Ruang depan memiliki fungsi untuk menerima tamu, ruang tengah memiliki fungsi sebagai area pribadi yang didalamnya terdapat kamar tidur, dan ruang keluarga. Ruang belakang memiliki fungsi sebagai area umum yang didalamnya terdapat kamar mandi dan dapur.
Rumah Kebaya
Rumah Kebaya memiliki ciri khas yaitu pada bagian teras yang digunakan untuk menjamu tamu, dan latar untuk bersantai bersama keluarga. Teras tersebut berbentuk sangat luas, dan memiliki tipe semi terbuka.
Lantai dari teras ini lebih tinggi dari permukaan tanah, yang dibatasi dengan pagar setinggi 80 cm. Memiliki tangga berjumlah 3 anak tangga yang dibuat dari bata dan disemen halus.
Sedangkan bentuknya seperti atap rumah Gudang yang dipotong, menyerupai pelana yang dilipat. Rumah Kebaya ini sangatlah sederhana, dan terlihat hanya berbentuk kotak saja dari luar.
Sedangkan didalamnya terdapat ruangan-ruangan seperti rumah pada umumnya, yaitu ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur, dan teras yang luas.
Rumah Panggung
Ciri khas dari Rumah adat Betawi Panggung adalah memiliki tangga di depan rumah yang oleh masyarakat adat suku Betawi diyakini bisa menolak marabahaya, atau menolak bala. Tangga tersebut memiliki sebutan lain yaitu Balasuji.
Struktur dari Rumah Panggung memiliki kolongan yang tinggi. Ada beberapa contoh rumah panggung suku Betawi yang terkenal yaitu Rumah si Pitung di Marunda.
Filosofi dan Karakteristik Rumah Adat Suku Betawi
Dari keempat jenis rumah adat Betawi rumah-rumah tersebut memiliki ciri yang menonjol yang berbeda dengan rumah adat dari daerah lainnya, yaitu teras rumah yang sangat luas. Teras yang luas ini memiliki filosofi untuk menjamu tamu yang sedang berkunjung ke rumah tersebut, dan menjadi tempat bersantai para keluarga yang tinggal di rumah tersebut.
Karakteristik dari rumah adat suku Betawi adalah dengan menyediakan kursi rotan atau yang biasanya disebut bale-bale, sebagai simbol penghormatan kepada para tamunya. Gejogan merupakan lantai teras rumah adat suku Betawi yang memiliki simbol sebagai penghormatan atau perjamuan kepada tamu yang datang.
Filosofi lain yang tersirat dari teras yang luas ini adalah sebagai bentuk keterbukaan tuan rumah kepada para tamu. Masyarakat suku Betawi pun dikenal memiliki beberapa keyakinan yang berbeda, teras luas ini memiliki makna sebagai bentuk menghargai perbedaan antara keyakinan atau agama dari masyarakat luas lainnya.
Penutup:
Demikianlah informasi mengenai 4 jenis rumah adat suku Betawi beserta filosofi dan karakteristiknya.
Cupcake red velvet adalah salah satu hidangan penutup yang begitu menggoda dengan warna merah yang…
Selendang Mayang adalah salah satu minuman tradisional khas Betawi yang sudah jarang ditemui. Hidangan yang…
Smoothie merupakan salah satu minuman sehat yang bisa kamu nikmati kapan saja, baik sebagai sarapan…
Siapa yang tidak suka dengan kue bolen pisang yang lembut dan manis? Kue ini memiliki…
Siapa yang tidak suka hot chocolate? Minuman hangat yang satu ini selalu berhasil memberikan kenyamanan,…
Bawang putih dikenal sebagai bahan dapur yang sering digunakan untuk menambah cita rasa masakan. Namun,…