Harga nikel berjangka masih terus merangkak naik. Dilansir dari Bloomberg per Selasa (31/5), diketahui harga nikel berjangka di bursa London Metal Exchange (LME) untuk kontrak 3 bulan berada di US$ 28.392 per ton. Harga tersebut naik 6,94% dari harga sepekan lalu yang berada di level US$ 26.550 per ton.
Berikut informasi selengkapnya mengenai harga nikel berjangka per ton pada 2022 :
Goldman Sachs memprediksi harga nikel berjangka berpotensi naik ke level US$ 36.500 per ton, tapi kemudian harganya akan merosot kembali menjadi US$ 20.000 per ton. Sebab, ekspektasi pasar saat ini masih terbilang tinggi.
Sementara, Analis DC Futures Lukman Leong memandang prospek harga nikel berjangka masih bagus ke depannya, berkat dorongan permintaan kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV). Namun, Lukman juga bilang bahwa idealnya harga nikel berjangka untuk sementara ini dikisaran level US$ 20.000 hingga 30.000 per ton.
Dia menilai, kenaikan harga nikel berjangka beberapa waktu lalu sempat mencapai level US$ 100.000 dan menetap di US$ 50.000 memang sudah berlebihan dan banyak dimanfaatkan produsen besar nikel untuk melakukan short selling hedge. Kenaikan harga nikel berjangka akhir – akhir ini juga akibat sentimen secara umum pada harga komoditas. Jadi, prospeknya masih sangat bagus.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa volatilitas pada pergerakan harga nikel berjangka masih sangat wajar, mengingat likuiditas dan volume nikel tidak sebesar logam lain seperti emas. Kenaikan itu pun menyusul kenaikan komoditas logam lainnya yang sejalan dengan melemahnya besaran dolar dalam sepekan terakhir ini.
Kemudian, Lukman menuturkan bahwa permintaan terhadap kendaraan listrik masih menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga nikel berjangka. Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan, supply juga semakin meningkat. Lukman menambahkan, hal wajar apabila harga nikel berjangka berada di kisaran US$ 25.000 hingga US$ 30.000 per ton untuk saat ini.
Lukman memandang permintaan terhadap nikel agak tertekan oleh lockdown China, dan juga memang masih tinggi dari sisi penawarannya. Namun, Tesla yang selama ini mendominasi penjualan mobil listrik sudah mulai merestart produksi di Shanghai, hal itu akan mendukung harga nikel berjangka.
Untuk tahun 2022, Lukman memprediksi harga nikel berjangka akan berada di level US$ 30.000 per ton.
Secara terpisah, Analis Central Capital Futures, Wahyu Tri Wibowo memprediksi harga nikel berjangka akan berada di kisaran level US$ 20.000 hingga US$ 40.000 per ton untuk jangka menengah. Sementara harga untuk jangka pendek berada dikisaran level US$ 30.000 per ton, dan harga nikel untuk jangka panjang diatas US$ 40.000 per ton.
Selanjutnya, Wahyu menuturkan isu terkait supply chain serta geopolotik Rusia-Ukrania yang masih menjadi masalah sehingga memicu harga komoditas masih sulit menurun. Menurutnya, banyak harga komoditas yang bahkan sudah dinilai tidak rasional karena terlalu mahal.
Wahyu memaparkan, enam minggu semenjak dimulainya krisis Rusia – Ukrania, harga komoditas sudah mereda dari lonjakan awalnya. Meski memang minyak, gas, gandum, dan juga nikel berjangka masih tetap berada dikisaran 20%-50% diatas tingkat sebelum krisis dan tidak menunjukkan tanda – tanda akan kembali lebih rendah sebelum krisis.
Baca juga: Kabar Terbaru Pembangunan IKN Indonesia
Cupcake red velvet adalah salah satu hidangan penutup yang begitu menggoda dengan warna merah yang…
Selendang Mayang adalah salah satu minuman tradisional khas Betawi yang sudah jarang ditemui. Hidangan yang…
Smoothie merupakan salah satu minuman sehat yang bisa kamu nikmati kapan saja, baik sebagai sarapan…
Siapa yang tidak suka dengan kue bolen pisang yang lembut dan manis? Kue ini memiliki…
Siapa yang tidak suka hot chocolate? Minuman hangat yang satu ini selalu berhasil memberikan kenyamanan,…
Bawang putih dikenal sebagai bahan dapur yang sering digunakan untuk menambah cita rasa masakan. Namun,…