Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald trup melakukan pertemuan di Hotel Capella, Singapura pada Selasa (12/6/2018).
Mereka berdua juga menandatangani dokumen bersama yang berisi empat poin penting yaitu mengenai bakal pembentukan hubungan baru, membangaun perdamaian, denuklirisasi total di Korea Utara, serta menyelesaikan masalah tentang tahanan perang. Poin paling disorot dunia saat ini yaitu mengenai denuklirisasi yang akan dimulai segera oleh Korea Utara.
Ketika ditemui pasca pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yaitu Mike Pompeo menyatakan harapan besar pada denuklirisasi yang dapat rampung dalam waktu dua setengah tahun ke depan.
Pompeo melanjutkan denuklirisasi yang dilakukan haruslah transparan dan menyeluruh apabila dilakukan validasi ataupun verifikasi. Diketahui dua tahun mendatang yaitu pada 2020 merupakan masa akhir jabatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Di pertemuan tersebut, rupanya presiden Amerika Serikat melakukan diplomasi unik yaitu dengan menunjukkan sebuah video kepada pemimpin Korea Utara beserta delegasinya tersebut. Video dengan durasi empat menit tersebut terlihat seperti trailer Hollywood yang dilengkapi musik orkestra serta dilengkapi arasi yang dramatis.
Diantara jalannya video, narator pria dalam video tersebut mempertanyakan bagaimana jika sejarah berubah dan apakah dunia mampu merangkul perubahan tersebut. Lalu menyebutkan jika pergantian sejarah dapat dilakukan melalui sebuah pilihan yang akan dibuat dalam pertemuan di Hotel Capella, Singapura.
Dunia akan mendengarkan, memperhatikan, berharap serta mengantisipasi apa yang dipilih dalam momen pertemuan tersebut. Lanjut narator tersebut, adanya presiden Donald Trump dan Kim Jong Un dalam pertemuan di Hotel Capella, Singapura akan mengubah sejarah serta menyinari dunia.
Ketika ditanya mengenai video tersebut, Donald Trump mengatakan sengaja memberikan video tersebut pada pemimpin Kim Jong Un untuk membujuknya melakukan denuklirisasi.
Bahkan Presdien Donald Trump juga ingin menunjukkan pada Korea Utara bahwa negara tersebut mampu menjadi tempat yang sangat bagus apabila Korea Utara mau menghapuskan senjata nuklirnya tersebut.
Pada video durasi empat menit tersebut juga memperlihatkan pantai Miami yang indah dan seolah menunjukkan potensi milik Korea Utara yang bagus apabila mau menyerah dengan nuklir. Hal ini dapat terlihat saat Korea Utara menembakkan rudalnya. Lanjut presiden Amerika Serikat tersebut.
Pada akhir video, ditujukkan kredit video mengenai produksi oleh Destiny Pictures. Namun Castaldo sang pemilik rumah produksi mengatakan tak ada kaitannya sama sekali dengan video tersebut.
Dari pertemuan kedua pemimpin negara tersebut rupanya banyak pula yang memberikan kritik pada Donald Trump. Ia dianggap memberikan terlalu banyak kelonggaran pada Korea Utara.
Apalagi banyak yang mengkhawatirkan jika usaha Trump membangun hubungan dngan Korea Utara ini justru malah melemahkan aliansi Korsel dan Amerika Serikat.
Pompeo yang mantan Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) ini juga menyatakan setuju dengan keputusan presiden Donald Trump yang menghentikan latihan Militer dengan Korea Selatan. Sebab menurutnya, latihan militer tahunan dengan Korea Selatan tersebut adalah tindakan provokatif dan biayanyapun terlalu mahal.
Pompeo kemudian memberikan pernyataan terkait hal tersebut, presiden AS menekankan bahwa latihan militer tersebut mampu mempengaruhi negosiasi positif yang sedang berjalan. Latihan perang dengan kode Key Resolve dan Foal Eagle akan kembali aktif apabila negosiasi dengan Korea Utara mengalami kebuntuan.
Pompeo yakin, setelah pertemuan pertama antara para diplomat AS dan Korea Utara, mereka akan memutuskan pertemuan selanjutnya untuk membahas poin lainnya yang belum dibahas dalam pertemuan perdana.