Satu lagi mantan penyanyi rock era 80-an yang terkenal dengan lagunya yang berjudul “Ada Kamu,” Hari Moekti berpulang ke rahmatullah. Setelah meninggalkan dunia ke-rockerannya, Hari Moekti memilih jalan dan profesi baru sebagai pendakwah.
Menurut pihak keluarga, Hari Moekti meninggal dunia karena serangan jantung. Dia memang sempat dibawa ke Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi, Jawa Barat, namun Tuhan berkata lain dan Hari Moekti harus menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 20.49 WIB pada usianya yang ke-61 tahun.
“Iya, benar, Kang Hari Moekti meninggal tadi sekitar pukul 20.49 WIB di Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi,” ujar salah satu anggota keluarga Hari Moekti.
Tentunya bagi orang-orang yang menyukai musik rock era tahun 80-an pastinya mengenal sosok satu ini. Selain menjadi penyanyi solo, Hari Moekti juga menjadi vokalis di grup band Adegan. Selain lagu berjudul “Ada Kamu,” lagu lain yang tak kalah populer yang pernah dinyanyaikannya adalah “Aku Suka Kamu Suka” dan “Satu Kata.”
Bersama dengan grup band Adegan, Hari Moekti memiliki 7 album yang beberapa di antaranya sukses dan laku di pasaran. Sempat juga Hari Moekti bergabung dengan grup band lain. Hanya saja, secara tiba-tiba Hari Moekti memutuskan keluar dari jalur musik dan hingar bingar dunia artis dan musisi.
Hari Moekti memutuskan untuk mendalami ilmu agama dan kemudian menjadi seorang dai.
Sebelum memutuskan untuk berhijrah, Hari Moekti mengatakan bahwa dirinya dalam hidup selalu merasa tidak puas dan gelisah. Pada saat itulah, dia mencoba datang ke seorang pendakwah dan berkeluh kesah kepadanya sekitar tahun 1995-an.
Sang pendakwah yang mengaku adalah utusan dari seorang ulama dari Timur Tengah tersebut memberikan banyak nasihat dan petuah tentang agama serta kehidupan kepada pria yang bernama asli Hariadi Wibowo tersebut.
Proses berhijrahnya Hari Moekti pun juga tidak semulus yang dibayangkan. Hari Moekti sempat merasa tersinggung dengan ucapan sang pendakwah yang mengatakan bahwa amalan yang dia lakukan selama ini adalah salah. Padahal, menurut Hari, dia selalu berderma, amal dan memberikan sesuatu jika ada orang yang meminta.
“Orang-orang yang tersinggung oleh ayat-ayat Allah yang disampaikan khatib, mubalig, dan yang saya sampaikan ke mas Hari, itu berarti mas Hari dalam kasih sayang Allah,” jelas sang pendakwah seperti yang dikutipkan oleh Hari Moekti semasa masih hidup.
Dan akhirnya, setelah mendapatkan berbagai petuah hidup dan agama, ajakan sang pendakwah terhadap Hari Moekti agar dirinya berhijrah diterimanya. Hari Moekti mengaku tidak mempermasalahkan popularitasnya di dunia keartisan dan sebagai musisi akan hilang ketika dia berhijrah.
Berbekal ilmu agama yang dimiliki, Hari Moekti secara tekun berdakwan melalui berbagai cara, mulai secara langsung sampai dengan menggunakan sarana media sosial, Instagram dan YouTube.
“Hanya insan mulia yang selalu dapat bersama dalam satu tujuan menegakkan khalifah dan khilafah. Allahu Akbar…” pekik Hari Moekti di depan ribuan orang yang memadati panggung besar di Stadion Gelora Bung Karno pada bulan Mei 2015 silam.