sby jk
Memang belum ada indikasi pasti apapun, namun kemarin (25/6) secara tiba-tiba Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) berkunjung sekaligus silaturahmi ke kediaman Katua Umum Parta Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tentu saja dengan pertemuan tersebut maka banyak diintepretasikan bermacam-macam yang mana paling kuat adalah akan bertandemnya anak kandung SBY yang kini terjun ke dunia politik, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan JK di ajang Pemilihan Presiden pada tahun 2019 mendatang.
Bahkan menurut Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, pertemuan tersebut membuka peluang akan terbentuknya poros koalisi antara Golkar dan Demokrat. Jika poros koalisi antara kedua partai tersebut terbentuk, maka diperkirakan kekuatannya cukup besar untuk menjadi pesaing kubu inkumben sekarang.
“Pertemuan silaturahmi lebaran ini tentu diharapkan berpeluang juga membentuk koalisi alternatif antara Golkar dengan Demokrat untuk Pilpres 2019 mendatang,”  jelas Hinca.
Apa yang dikatakan Hinca tersebut sebenarnya bisa saja benar-benar terjadi karena pada ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serempak yang bakal dimulai pada tanggal 27 Juni 2018 besok ini, Demokrat dan Golkar juga sudah berkoalisi di beberapa daerah di Indonesia, seperti sama-sama mengusung pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah di Pilgub Sumut, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi di Jabar serta Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak di Pilgub Jatim.
‘Karena baik SBY maupun JK, keduanya dikenal sebagai sosok nasional yang lekat dengan kedua partai tersebut. Sehingga, pertemuan keduanya diharapkan makin membuat Golkar dan Demokrat makin mesra,” lanjut Hinca.
Menurut Hinca, akan menjadi satu awalan yang baik jika Golkar dan Demokrat benar-benar berkoalisi dalam lingkup yang lebih luas mengingat sekarang ini sudah banyak partai besar dan kecil yang juga berkoalisi.
“Jika PDIP saat ini sudah ada koalisinya. Begitu juga Gerindra, maka diharapkan pertemuan ini membuka peluang koalisi alternatif Golkar-Demokrat. Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin,” kata Hinca.
Hanya saja, kedatangan JK ke kediaman SBY yang mana disambut oleh Ani Yudhoyono dan juga AHY tersebut tidak dapat secara pasti diartikan sebagai langkah pertama akan digalangnya koalisi antara Demokrat dan Golkar yang mana menjadi bukti bahwa AHY dan JK nantinya akan berkolaborasi dalam Pilpres 2019 mendatang. 
Pasalnya, beberapa bulan lalu ketika ditanya apakah masih ingin melanjutkan karirnya dalam dunia politik, JK sendiri mengatakan bahwa setelah jabatannya sebagai wapres ini selesai pada tahun depan, maka dia ingin beristirahat dan kembali belajar serta mendalami agama.
“Saya seperti biasa tetap merencanakan istirahat sambil ngurus pendidikan, ngurus agama,” kata JK.
Bahkan sebelumnya ketika ditanya mengenai peluangnya jika harus berpasangan dengan AHY, JK memilih untuk menanggapi dengan senyuman saja dan tidak ingin memunculkan polemik.
“He-he-he…, saya tidak bisa memberikan komentar soal itu. Karena saya sendiri tidak tahu. Saya belum memikirkan hal itu. Pertama, karena ini kan politik sangat berubah-ubah. Dan yang dimaksud masyarakat kan sangat luas sekali, tidak berarti komentar berapa orang bisa mewakili seluruh masyarakat. Masyarakat kita ini penduduknya 260 juta nih, yang punya hak pilih hampir 200 juta,” ujar JK.